Ahsan M. Ay | Yogyakarta
PK IMM MIPA dan JPMIPA 2015 |
Menjadi
kader yang berkarakter merupakan visi dari sebuah organisasi mahasiswa Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah yaitu dengan penerapan nilai-nilai trilogi (religiusitas,
intelektualitas, humanitas). Dalam menapaki kehidupan bermasyarakat, peran IMM
diuji dengan beberapa interaksi antara kader dengan masyarakat setempat, peran
IMM dimata masyarakat terlihat dari bagaimana para kader-kader IMM bergaul dan
bersikap baik kepada masyarakat. Sebuah organisasi yang menghasilkan kader yang
berkarakter dalam masyarakat tertentu merupakan
hasil dari pengembangan karakter dengan berbagai konteks, baik dari gerakan organisasi
tersebut maupun dari pengalaman individu menemukan hal baru ketika
bermasyarakat.
Penerapan nilai-nilai trilogi IMM (religiusitas,
intelektualitas, humanitas) perlu dibentuk dari dalam diri setiap kader sebelum
kader terjun ke masyarakat. nilai-nilai tersebut menjadi tolak ukur seorang kader
dalam kehidupan sehari-harinya dalam 24 jam, dari bangun tidur hingga tidur
kembali. Karena demi terwujudnya kader ikatan yang berkarakter menurut nilai-nilai
IMM tersebut, seorang kader terlebih dahulu mengerti makna nilai-nilai trilogi sebagai
kunci dari terwujudnya kader yang berkarakter. Pertama, nilai religiusitas yang berarti pengabdian kepada Tuhan. Kader
dalam kesehariannya mampu menggerakkan diri untuk berbuat kebaikan, baik kepada
masyarakat maupun kepada Tuhan sebagai bentuk pengabdiannya. Dengan nilai religiusitas
ini juga, kader dapat kebaikan dari masyarakat karena kader mampu mengorientasikan sikap
bermasyarakat itu sendiri. Kedua,
nilai intelektualitas yang berarti
cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Dalam
kehidupan sehari-hari, kader mampu berpikir cerdas dan kreatif menjalani
waktu-waktu yang ia gunakan untuk mengembangkan diri menjadi kader yang berkarakter, seperti
pentingnya mengatur waktu dan mampu menyelesaikan permasalahan pribadi maupun
kelompok. Ketika dalam suatu masyarakat, kader yang menerapkan nilai intelektualitas
dijadikan sebagai pemecah masalah segala konflik atau permasalahan masyarakat
yang lain, karena kader ini mampu memilih dengan penuh pertimbangan dan
berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan yang ia telaah. Ketiga, nilai humanitas yang berarti
berperikemanusiaan atau bersifat Manusiawi. Masyarakat berperan dalam
pengembangan diri kader mejadi kader yang berkarakter. Karena pada nilai ini,
kepribadian kader diuji melalui kejadian-kejadian yang ada di lingkungan
masyarakat. Kehidupan sosial seperti ini membutuhkan nilai humanitas untuk
menjaga keselarasan atau kerukunan bermasyarakat dengan kepribadian yang luhur,
budi pekerti yang baik, dan mengetahui tata cara hidup berkelompok.
Suatu organisasi mampu menghasilkan
kader yang berkarakter apabila meninggalkan jejak kakinya setelah ia melewati
suatu jalan. Artinya, organisasi yang berhasil adalah organisasi yang
kehadirannya ditunggu masyarakat dan kepergiannya selalu dikenang banyak orang.
Apabila Kader IMM menerapkan nilai-nilai trilogi (religiusitas, intelektualitas,
humanitas) ini, maka IMM menjadi organisasi yang berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar