Perubahan Iklim
dan Kebijakan negara[1]
Senin, 02 Januari 2016 |Ahsan M, Ay
Leonardo DiCaprio berbincang dengan
Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore
|
Wakil
Presiden Amerika Serikat Al Gore, membuat gambaran ilmiah disebuah papan tulis.
Dia menggambar planet kita dan menggambat atmosfer disekitarnya, dan dia
berkata, “ini masalah paling penting di
zaman kita”. Semua bentuk transportasi kita, perahu, kereta api, pesawat
terbang, mobil, cara kita memproduksi makanan dan membangun kota hampir segala
hal yang kita lakukan melepas karbon dioksida, CO2. Dan itu
menyebabkan perubahan iklim.
Es
dibelahan kutup meleleh mengakibatkan tinggi permukaan laut naik. Akan ada pola
cuaca yang lebih berbahaya seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan. Itu
terdengan seperti film fiksi ilmiah yang mengerikan kecuali semua itu benar dan
sedang terjadi saat ini. Dulu ada banyak bongkahan es yang keras dan berwarna
biru, bukan warna biru muda seperti sekarang ini. Hanya ada es yang seperti es
krim meleleh dengan sangat cepat. Jika dibiarkan terus- menerus maka arus laut
akan berubah sehingga akan membuat banjir dan kekeringan lebih merusak, akan
menjadi perubahan lingkungan yang besar dan paling dramatis. Jika iklim tetap
sama pada suhu yang sama seperti satu dekade terakhir maka Greenland akan
lenyap. Air hasil lelehan es akan mencapai laut, apabila tidak di imbangi oleh
hujan salju maka lapisan es akan semakin menipis dan permukaan air laut akan
naik. Miami, New Orleans, Boston dan Long Beach, California mungkin akan menjadi
korban dari naiknya permukaan air laut. Tindakan pencegahan yang diambil dalam
menanggulangi naiknya permukaan air laut adalah memasang pompa-pompa
listrik di seluruh kota dan meninggikan
jalanan. Konstruksi ini akan membuat perbedaan besar dan membeli cukup banyak
waktu selama 40-50 tahun dengan proyek senilai 400 juta dolar meliputi seluruh
kota.
Para
pejabat resmi di Florida dilarang menggunakan kata “perubahan iklim”. Kebijakan
ini dimulai tahun 2011 setelah Rick Scott menjabat. Sebagian Para pejabat tidak
percaya aktivitas manusia menyebabkan perubahan iklim yang dramatis seperti
yang digambarkan para ilmuwan. Ketidakpercayaan ini dinilai bersifat politik,
berkaitan dengan lobi dan industri. Kalimat yang menarik dari Philip Levine,
“laut bukan anggota partai Republik
dan juga bukan anggota partai Demokrat, dia (air) hanya bisa terus naik”
Ada
sebuah konsensus yang kuat tentang perubahan iklim yang disebabkan oleh
manusia. 97 persen ilmuwan iklim setuju ada pemanasan global dan itu karena
pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas manusia lainnya.
“pemanasan global adalah berita palsu
terbesar yang disebarkan pada warga Amerika. Ada beberapa orang yang sangat
arogan sampai-sampai pikiran kuat mereka bisa mengubah iklim, manusia tidak
bisa mengubah iklim”, kata James Inhoofe selaku ketua dari komite
lingkungan.
James
Inhoofe adalah penyangkal perubahan iklim paling terkemuka, karena dia adalah
salah satu penerima uang bahan bakar fosil terbesar di jajaran dewan Amerika
Serikat.
Di
China, orang-orang khawatir tentang perubahan iklim. Alasan utamanya adalah
karena kehidupan sehari-hari mereka terkena pengaruh. Mereka benar-benar ingin
menjadi bagian dari solusi, saat ini isu lingkungan telah menjadi alasan
terbesar untuk demonstrasi massal. Mereka meminta pertanggung jawaban dari
pengusaha dan harus transparan mengenai pabrik dan emisinya. Pihak media cina
sangat membantu dan dukungan yang populer ini membantu memotivasi pertumbuhan
hijau China. Pemerintah mengubah rencana mereka ke energi yang bisa diperbaharui.
China memiliki beberapa perusahaan energi angin dan energi surya terbedar di
dunia saat ini, dan akan memprioritaskan energi ini dibanding batu bara.
Di
India, sacara konsisten mengatakan prioritas utamanya adalah pengembangan dan
memberantas kemiskinan. Meskipun kebutuhan listrik yang kurang namun cadangan
batu bara di India begitu melimpah. Warga sipil memenuhi kebutuhan hidup dengan
bekerja sebagai menambang batu bara. Bahan bakar fosil ini diolah oleh
perusahaan terkemuka. Warga India mengeluhkan cuaca yang semakin panas dan
kekeringan yang lebih menderita bagi warga miskin disana. Berbagai macam
tanaman yang ditanam tidak membuahkan hasil. Warga India mengeluhkan pemerintah
Amerika Serikat (penyumbang gas karbon terbesar di dunia) agar bisa menjadi
contoh layaknya Negara Super Power
dan membantu dunia berkembang melakukan transisi sebelum terlambat.
Di
Indonesia, pembakaran hutan yang di sengaja untuk membuat perkebunan kelapa
sawit dan menumbuhkan minyak sayur paling murah di dunia ada di dalam minyak
untuk memasak, kosmetik, deterjen. Komoditas yang sangat murah ini membuat
perusahaan mendapat untung besar. Perluasan industri minyak kelapa sawit di
Indonesia telah mengambil alih sekitar 80 persen dari hutan.
Perusahaan-perusahaan menyuap para pejabat pemerintah untuk mengeluarkan izin
bagi mereka untuk membakar hutan. Dan kebakaran hutan terus saja terjadi, yang
jadi pertaruhan bukan hanya mata pencaharian orang-orang melainkan kehidupan
spesies-spesies di hutan. Jika pembakaran hutan punya dampak yang
menghancurkan, mengapa Pemerintah tidak memasang batasan untuk mencegah
perusahaan-perusahaan besar menghancurkan planet?.
Negara-negara
dengan persentase penyumbang gas karbon terbanyak sebaiknya memperhatikan
fenomena-fenomena yang terjadi. Meskipun seseorang datang, berkampanye tentang
menyangkal perubahan iklim, realitas punya cara untuk menghantam hidup kita
jika kita tidak memperhatikan.
[1]
Esai ini dikutip dari Film Aktor Leonardo DiCaprio yang
bertemu dengan para ilmuwan, aktivis dan pemimpin dunia untuk membahas bahaya
perubahan iklim dan solusi yang mungkin. Ia melihat bagaimana perubahan iklim
mempengaruhi lingkungan kita, dan apa yang masyarakat bisa lakukan untuk dapat
mencegah kematian spesies yang terancam punah, ekosistem dan masyarakat asli di
planet ini.