(Ketua Bidang Organisasi IMM MIPA dan JPMIPA UAD)
kegiatan Komisariat Aksi Peduli Umat IMM MIPA dan JPMIPA
Nilai Humanitas sebagai ideologi dasar
dan pragmatis kemasyarakatan sebagai pola tujuan sosial yang sistematis. Menjalankan
orientasi sosial kemasyarakatan dengan nalar intelektual serta pemahaman
religiusitas yang aplikatif. Uraian diatas disebut sebagai Trilogi Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah. Ideologi yang berbasis Al Quran dan As Sunah sebagai
navigator perjuangan IMM dalam pengabdian untuk Negeri Consesus ini, Darul ‘Ahdi Wa Syahadah.
Perjuangan IMM diranah sosial kemasyarakatan searah dengan Muhammadiyah. Perjuangan yang tertulis dalam Teologi neo- Al Maun dan Teologi Al ‘Asyr merupakan realisasi K.H. Ahmad Dahlan dalam membangun sosial masyarakat islam madani. Al Asyr (waktu) yang menjadi prioritas gerakan sosial dan Al Ma’un (manfaat) sebagai realisasi gerakan sosial. Teologi ini berorientasi dalam membangun masyarakat yang mengalami dekadensi moral dan amal, baik karena stigma para penguasa maupun para elit global yang semakin menindas masyarakat.
Perjuangan IMM diranah sosial kemasyarakatan searah dengan Muhammadiyah. Perjuangan yang tertulis dalam Teologi neo- Al Maun dan Teologi Al ‘Asyr merupakan realisasi K.H. Ahmad Dahlan dalam membangun sosial masyarakat islam madani. Al Asyr (waktu) yang menjadi prioritas gerakan sosial dan Al Ma’un (manfaat) sebagai realisasi gerakan sosial. Teologi ini berorientasi dalam membangun masyarakat yang mengalami dekadensi moral dan amal, baik karena stigma para penguasa maupun para elit global yang semakin menindas masyarakat.
Masyarakat merupakan suatu kumpulan
person membentuk kelompok sosial yang beragam dalam suatu komunitas
bersifat dinamis dan bergerak. Gerakan yang dilakukan oleh masyarakat sangatlah
terpengaruh pada lingkungan sekitar atau sebagian besar dari warganya, misalkan
pada masyarakat petani maka dalam geraknya sesuai mekanisme alam yang
tergantung pada musim. Persoalan Agraria yang menyulut api kemarahan masyarakat
saat itu, lemahnya kekuatan politik menyebabkan masyarakat tidak kuasa menahan
keserakahan para penguasa. Masyarakat yang selama ini merupakan suatu subjek
perubahan tetapi kurang dilibatkan dalam mengambil keputusan yang dilakukan
oleh pemegang kekuasaan. Masyarakat disini ditempatkan pada objek perubahan
bukan subjek perubahan. Oleh karena itu, kemasyarakatan dalam ikatan menjadikan
masyarakat sebagai pelaksana transformasi sosialnya. Kemasyarakatan sebagai
person sebelum melakukan perubahan maka di perlukan adanya humanisasi
dalam dirinya. Setelah menjadi kesadaran kolektif maka yang diperlukan adanya
proses liberasi dalam segala macam ketertindasan. Ketertindasan (kaum
mustad ‘afin) yang terjadi dalam masyarakat seperti ketidakadilan dalam ranah
hukum, gender, ekonomi, politik, alam dan yang lain.
Hal yang paling urgent dalam trilogi ini
adalah merupakan suatu kesatuan integralitas yang harus dilaksanakan dan
dimiliki oleh ikatan guna menciptakan transformasi yang dicita-citakan bersama.
Trikompetensi ini harus tertanam dalam diri kader sehingga dapat menjadi
paradigama serta gerakan yang diinginkan oleh ikatan. Sedangkan triloginya,
merupakan lahan (garapan) ikatan dalam tiga tempat yakni dalam dunia
kemasiswaan, kegamaan dan kemasyarakatan. Perlu adanya gerakan profetik (sesuai
Al Quran dan As Sunah) seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam membebaskan
kaum Mustad ‘Afin atau kaum yang
tertindas ini. Relevansi gerakan profetik sosial juga diterapkan oleh K.H.
Ahmad Dahlan dengan Gerakan Al ma’un nya. Berbagai cara peduli sosial telah
beliau lakukan seperti memberi makan fakir miskin, menyantuni anak yatim dan
mendirikan sekolah berbasis Intelektual Public.
Kemudian perjuangan K.H. Ahmad Dahlan semakin tertanam dalam hati penggerak
persyarikatan Muhammadiyah hingga menjadikan Amal Usaha sebagai Gerakan
Profetik yang berkemajuan dan mencerahkan.
Sebagai Mahasiswa yang berintegritas
intelektual moral dan amal, bersikap kritis dalam kesenjangan sosial masyarakat
di era kapitalisme. Sebagai pelopor masyarakat dalam perjuangan hak yang
direnggut dengan paksa, hingga sebagai wakil yang menyuarakan teriakan kaum mustad ‘afin. Dengan kembali kepada
gerakan profetik sosial yang mulai pudar eksistensinya, maka di mulai dengan
Gerakan Altruistik (lebih mengutamakan kepentingan orang lain) sesuai dengan
gerakan pembebasan kaum mustad ‘afin yang dilakukan oleh Raulullah Muhammad
Shallahu ‘alaihi wa salam.