Arif Rif’an: Pejuang IMM Menelaah Kembali
Arti Perjuangan
Kamis, 22 Desember 2016 |
Ahsan M. Ay
Kajian
Tabligh Institute MT PP Muhammadiyah
YOGYAKARTA - Kajian sirah nabawiyah yang diselenggarakan oleh
Tabligh Institute MT PP Muhammadiyah menjadi warna baru bagi pergerakan Mahasiswa
Muhammadiyah. Kajian yang diselenggarakan pada hari rabu, (21/12) semakin
memberikan apresiasi positif karena bertempat di Gedung Muhammadiyah, tepatnya
di Jl. Ahmad Dahlan, No 130 Yogyakarta. Anggota Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah, Ust. Arif Rif’an sekaligus sebagai pembicara menyatakan, perjalanan
hidup Rasulullah Saw adalah tentang perjuangan.
“Menikah, mencari nafkah, dan berperang
dijalan Allah merupakan ritme perjalanan hidup Rasulullah dan para sahabat. Perjuangan
beliau bukan dimulai setelah wahyu turun melainkan sudah dimulai ketika beliau
masih muda,” ujar Ust, Arif, rabu (21/12).
Beliau
juga mengatakan, berkaitan dengan perjuangan rasulullah yang harus diteladani oleh
Mahasiswa Muhammadiyah.
“Rasulullah sudah shock diawal. Karena kondisi
umat yang melihat kebenaran dengan salah serta jauh dari islam, namun beliau
mengatakan bahwa Allah akan menolong nya” kata Ust. Arif.
Para
Mahasiswa yang menghadiri kajian sirah nabawiyah, diantaranya hadir dari
Mahasiswa UAD dan UMY. Mereka sebagai aktivis pergerakan Ikatan mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) tidak hanya ingin menjadi aktivis saja, melainkan menjadi
pejuang IMM dan meneruskan perjuangan Muhammadiyah yang meneladani perjuangan
Rasulullah Muhammad Saw.
“Perjuangan kita masih panjang, ketika
fatimah menangis melihat sang ayah yang agung diperlakukan dengan buruk oleh
orang-orang quraisy, Rasulullah tersenyum pada fatimah kecil dan mengatakan
jangan menangis fatimah, sesungguhnya Allah akan menolong Ayah mu”
Seperti
yang dilansir dari kajian sirah nabawiyah, ust. Arif Rif’an mengatakan bahwa
perjuangan merupakan nilai keimanan yang tumbuh atas jalinan ukhuwah serta
menegakkan kebenaran.
“Siapa yang bersedia menjadi panitia acara
aksi damai 212? Tidak ada yang mau, karena akal kita memikirkan siapa nanti
yang akan mengatur konsumsi 7 juta lebih?, siapa nanti yang akan membersihkan
sampah-sampah?, bagaimana transportasi nya?, bagaimana jika nanti aksi 212 berlangsung
anarkis?,” kata ust. Arif
“Ketika aksi 212 itu berlangsung makanan ada
dimana-mana, monas dan sekitarnya bersih dari sampah, tidak ada kerusakan dan
kerusuhan sama sekali. Apa yang membuat 7 juta lebih massa aksi 212 begitu
tertib. Karena nilai keimanan tumbuh atas jalinan ukhuwah dan menegakkan
kebenaran” lanjut nya.
ketika
berdakwah diperiode makkah, Rasulullah dan para sahabat bermarkaskan di rumah
Arqom bin Abi Arqom bukan merupakan tempat persembunyian, melainkan tempat
Rasulullah membina para sahabat yang 80 % adalah pemuda. Darul Arqom pada
perkaderan IMM diambil dari perkaderan ala Rasulullah di rumah Arqom bin Abi
Arqom agar mewariri perjuangan Para sahabat karena para sahabat mewarisi
perjuangan beliau. Dunia dimata para sahabat adalah sebagai fasilitas berjuang
di jalan allah karena mereka menyakini bahwa tempat istirahatnya bukan di dunia
melainkan di surga.
“ketika keluarga bani Hasyim dan bani
Mutholib dan kaum muslimin di boikot, mereka teguh dan tidak berputus asa”
kata ust. Arif.
“Pejuang
IMM harus saling menguatkan. Jalinan ukhuwah yang kita ikat dengan jalan
menegakkan kebenaran ini harus selalu tumbuh ghirah nya. Sadarkan diri akan
perjuangan. Bukan menargetkan usia sekian menjadi orang kaya, karena kita tidak
tahu kapan rizki itu akan allah limpahkan. Jadilah pemuda yang mandiri dan
berjiwa pejuang. kalau kita bersatu, kehebatan umat islam akan dikembalikan
oleh Allah.” Lanjut nya.